Selasa, 12 Desember 2017

Cooperative Breeding pada Burung

Burung yang Suka Membantu


Cooperative breeding merupakan sistem sosial dimana individu yang bukan orang tua kandung dari keturunan berperan aktif dalam memelihara dan merawat keturunan. Individu yang membantu dalam merawat keturun tersebut disebut helper. Helper merupakan burung dewasa yang belum kawin (pembantu dalam sarang) yang membantu merawat keturunan dengan cara mengumpulkan makanan, membangun sarang, serta menangkal predator. Sekitar 3 persen (sekitar 300 spesies) spesies burung di seluruh dunia memiliki sistem perkawinan cooperative breeding. Para helper lebih memilih untuk membantu orang tua asli tersebut daripada memaksimalkan reproduksinya sendiri. Sifat altruistik tersebut harus sebanding dengan keuntungan yang akan ia dapatkan.
Todiramphus cinnamominus
Sumber : Google Image

Pada sebagian besar burung cooperative breeder seperti Micronesian Kingfisher (Todiramphus cinnamominus), memiliki helper yang biasanya merupakan burung muda yang matang secara reproduktif tetapi memilih untuk tidak berkembang biak. Spesies lain, seperti Eurasian Nuthatch (Sitta europaea) yang berusaha berkembang biak secara mandiri setiap tahun dan hanya berusaha membantu pada saat sarang mereka mengalami kegagalan. Dalam beberapa kasus yang unik, seperti pada populasi Seychelles warbler, cooperative breeding tidak hanya dibantu oleh burung dewasa yang belum kawin, namun dibantu juga oleh neneknya yang sudah tidak bereproduktif lagi.
Cooperative Breeding
Sumber : Youtube
Kehadiran helper dalam cooperative breeding dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak burung yang baru menetas. Hasil tersebut tentunya bermanfaat untuk generasi selanjutnya. Keuntungan dari cooperative breeding lebih jelas bila dipertimbangkan berdasarkan teori Kin selection yang dirumuskan oleh W.D. Hamilton pada tahun 1964. Kin selection merupakan bentuk seleksi alam yang menyukai perilaku altruistik terhadap kerabat dekat. Meskipun perilaku ini tidak secara langsung meningkatkan reproductive fitness para helper, namun hal tersebut dapat memberikan keuntungan evolusioner genetik secara tidak lagsung. Pada Micronesian Kingfisher (Todiramphus cinnamominus), para helper juga mendapatkan keuntungan lain dari cooperative breeding yaitu berupa sarang untuknya berkembang biak selanjutnya tanpa harus mencari atau memperebutkan sarang baru.


Referensi :
Ehrlich, Paul R., David S. Dobkin, and Darryl Wheye. 1988. Cooperative breeding. 1 hlm. https:// web.stanford.edu/group/stanfordbirds/text/essays/Cooperative_Breeding.html, diakses 8 Desember 2017, pk. 20.00 WIB.
Gill, Frank. 2007. Ornithology. 3rd Edition. W.H. Freeman and Company, New York: xxvi + 758 hlm.
Metwalli, Omar. Cooperative breeding in birds. 1 hlm. https://archive.cnx.org/contents/b3b9ec44-bff6-45e7-af11-f91e46ff883f@3/cooperative-breeding-in-birds, diakses diakses 8 Desember 2017, pk. 21.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar